1. PENDAHULUAN
Kaum muda adalah harapan Gereja, bangsa dan negara. Mereka adalah
penentu, sekaligus pembaharu Gereja, masyarakat, bangsa dan negara di
masa depan dan kerananya harus disiapkan mulai hari ini. Di atas pundak
mereka terletak tanggung jawab bagi kelangsungan hidup dan perekembangan
Gereja, masyarakat, bangsa dan negara. Demi tugas dan tanggung jawab di
masa depan itu, Gereja Indonesia senantiasa memperhatikan, meningkatkan
dan mengembangkan pembinaan dan pendampingan kaum muda. Dalam kerangka
ini, Orang Muda Katolik ( OMK ) Hati Kudus Rawak dibentuk di tingkat
Paroki Rawak yang secara khusus untuk membina kaum muda yang ada di
Paroki Rawak.
2. STRUKTUR
OMK Hati Kudus Yesus rawak, yang memiliki seketariatan di komplek gereja
Paroki Rawak. diketua oleh seorang ketua OMK yang bertanggung jawab
terhadap tugas pembinaan secara umun yang dibantu oleh pengurus-pengurus
yang di angkat dan di sahkan oleh pastor paroki rawak dalam Musawarah
besar yang di adakan setiap satu tahun sekali.
3. PERAN ORANG MUDA KATOLIK RAWAK
Pada dasarnya pembinaan dan pendampingan kaum muda adalah tanggung
jawab seluruh Umat Allah (keluarga, sekolah, asrama, komisi, lembaga/
wadah/ organisasi/ gerakan kepemudaan di lingkungan Gereja Katolik baik
terirorial maupun kategorial), masyarakat dan Pemerintah. Peran OMK Hati
Kudus Yesus Rawak dalam hal ini ialah melayani, menciptakan komunikasi
dan
kerja sama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pembinaan para pembina
Orang Muda Katolik dalam pendampingan Orang Muda Katolik;
menginformasikan dan menjelaskan visi pembinaan yang sesuai ajaran
Gereja Katolik; serta memotivasi dan menawarkan program-program
pembinaan-pembinaan para pembina, serta memberi pembinaan lain yang
dibutuhkan.
4. SEKRETARIAT
sekretariat OMK Hati Kudus Yesus Rawak Beralamatkan di Jalan Rawak-Nanga Taman, Komplek Paroki Hati Kudus Yesus Rawak.
5. BIDANG-BIDANG PEMBINAAN
Ada 5 bidang pembinaan menurut buku “Pedoman Karya Pastoral Kaum
Muda”, 1995: 1. Spiritualitas atau Katolisitas; 2. Kepribadian; 3.
Kepemimpinan dan Organisasi; 4. Kemasyarakatan; 5. Profesionalitas
karya.
7. TUJUAN PEMBINAAN
Pembinaan-pembinaan ini tujuannya untuk membantu kaum muda menjadi
mandiri, dan beriman sebagai anggota Gereja, masyarakat, bangsa dan
negara yang beriman, tangguh dalam menghadapi tantangan-tantangan zaman
dan tanggap terhadap kebutuhan Gereja, masyarakat, bangsa dan negara.
Dengan orientasi pembinaan tersebut kaum muda ingin disadarkan bahwa
Gereja Indonesia adalah Gereja yang sedang berjuang bersama rakyat
Indonesia untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi 17 Agustua 1945. Yaitu
masyarakat adil makmur jasmani dan rohani berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Keterlibatan kaum muda dalam mewujudkan cita-cita luhur Proklamasi
17 Agustus 1945 merupakan perwujudan hak dan kewajibannya sebagai warga
masyarakat, perwujudan panggilan dan misinya sebagai orang kristen
untuk membangun Kerajaan Allah di dunia. Oleh karena itu kaum muda
diharapkan tidak lengah, melainkan tetap berperan serta dalam gerak dan
nafas perjuangan rakyat Indonesia. Dengan demikian, sasaran pembinaan
ialah membantu orang muda semakin menghayati iman, panggilan dan misinya
sebagai orang Kristen di dunia; semakin menyadari hak dan kewajibannya
sebagai warga negara; semakin sadar, peka dan kritis terhadap realita
sosial; semakin tanggap, berani bersuara, dan terlibat dalam hidup
kemasyarakatan dan kenegaraan secara profesional dengan penuh tanggung
jawab.
8. PENDEKATAN DAN METODE PEMBINAAN
1. Pendekatan
Pendekatan pembinaan OMK yang digunakan ialah pendekatan pribadi dan kelompok.
1.1. Pendekatan Pribadi
Pendekatan pribadi dipakai karena pribadi manusia adalah khas. Sebab itu
harus juga ditemui dan dibina dalam kekhasan itu sebagai diri yang
unik, sehingga pribadi tersebut berkembang sepenuhnya.
1.2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan ini merupakan pembinaan pribadi dalam kelompok maupun
kelompok segai suatu kesatuan yang dinamis. Menurut ukurannya, kelompok
dapat kecil dan dapat pula besar.
1. kelompok kecil: pembinaan yang efektif lebih mudah terjadi dalam kelompok kecil.
2. Kelompok besar: diperlukan pada kesempatan-kesempatan khusus, karena bermanfaat untuk meneguhkan serta memberi semangat.
2. Metode
Metode-metode yang digunakan dalam pembinaan umumnya adalah metode
androgogi dengan ciri-ciri eksperiensial dan dialogis partisipatif.
1. Eksperiensial: berarti mengajak mereka menggumuli
pengalaman-pengalaman hidup/iman untuk menemukan sendiri arti dan makna
baru bagi perkembangannya.
2. Dialogis partisipatif: berarti melibatkan dan mengaktifkan para
peserta bina untuk mengungkapkan diri sebagai pemeran utama dalam proses
pembinaan.