Sebuah Pengantar dan Pedoman Praktis
Kaum muda dan misi
Salah satu krisis dalam pergerakan misi dewasa adalah misi kepada kaum muda. Situasi ini merupakan fenomena yang sangat ironis, mengingat kaum muda merupakan golongan masyarakat yang paling perlu mendapatkan perhatian gereja. Eric S. Fife dan Arthur F. Glosser memaparkan beberapa karakteristik golongan ini yang perlu diperhatikan dalam misi: growing class, strategic class, a needy class, a critical class, a responsive class, a neglected class and a class to be reached.Dari deretan karakteristik tersebut, ada beberapa yang perlu dielaborasi lebih lanjut dan sekaligus menjadi alasan fundamental mengapa kaum muda perlu dilibatkan dalam aktivitas misi. Pertama, kaum muda merupakan golongan masyarakat terbesar yang hampir mencapai 50% dari total penduduk dunia.Signifikansi ini akan semakin terlihat apabila dikaitkan dengan potensi mereka sekarang dan di masa akan datang dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam bidang misi, kaum muda juga kurang mendapat perhatian khusus. Salah satu fenomena yang mungkin bisa mewakili situasi ini adalah ketidaksesuaian jumlah kaum muda yang berkomitmen untuk misi dalam pertemuan Urbana dengan jumlah yang akhirnya benar-benar terjun ke dunia misi. Dalam pertemuan Urbana 1976 terdapat 9000 kaum muda yang mengambil komitmen untuk pelayanan misi, tetapi hanya sedikit yang akhirnya memenuhi panggilan tersebut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan situasi tersebut, tetapi “the major obstacle appears to be a lack of commitment by those involved in the missionary vocation to prepare well-equipped men and women”.
Alasan terakhir – tetapi bukan yang terkecil – adalah catatan sejarah tentang peranan kaum muda dalam misi dunia. Kaum muda telah memberikan kontribusi yang besar dalam pergerakan misi dunia. Banyak tokoh penggerak misi dunia yang berawal dari pelayanan
kaum muda di beberapa universitas, misalnya Ludwig von Zinzendorf (tokoh misi Moravian), Charles dan John Wesley (tokoh reformasi di Inggris), John R. Mott, Charles Simeon, Samuel Zivemer, William Miller dan Frank Laubach Tonggak sejarah ini dimulai dari doa 5 (lima) mahasiswa di William College pada 2 Agustus 1806. Pada saat mereka sedang berdoa tiba-tiba terjadi hujan, guruh dan kilat yang hebat, sehingga mereka mencari persembunyian di antara tumpukan jerami kering (haystack). Di tengah situasi seperti itu mereka berdoa untuk kebutuhan spiritual Asia. “So there we have the beginning of this stream that has flowed and blessed the world from that time, and is till flowing today”.Beberapa organisasi misi kaum muda yang berkembang sampai sekarang antara lain Urbana, Campus Crusade, The Navigators, The Fellowship of Christian Athletes, Youth for Christ, Youth With a Mission, Operation Mobilization