Pencanangan Indonesia Youth Day 2012 Sanggau “Wajah Orang Muda Katolik, Wajah Gereja dan Bangsa”

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv3vZ9dKFPyDQXsJ3IugKAxoarKCtNuonnLGyIltVTSBADTf72e28xh2u8HTawa73Y_NBqOCVZGFJeKI_E_wYBvodzpvAYsLIRUQ-i-KE3wMQ1r_FCHVZvMPNJzgJ18XQmRs-mP4qgrbw/s1600/PROMO+IYD+2012.jpg
Satu bentuk perhatian Gereja ter-hadap OMK adalah penyelenggaraan acara berupa perjumpaan bagi OMK itu sendiri. Dalam perjumpaan tersebut, OMK dikondisikan untuk dapat melakukan sharing iman dan meneguhkan. Indonesia Youth Day 2012 adalah salah satu jawaban.
Uskup Jhon Philip Saklil, Pr mengajak orang muda untuk mendalami tema Indonesia Youth Day Sanggau 2012. “Orang Muda Katolik dalam perjalanannya diharapkan dapat berakar dan membangun hidupnya dalam Kristus. Tema ini menjadi bahan katekese dalam even besar IYD, tetapi juga menjadi bahan katekese dalam pendampingan orang-orang muda di jaman yang penuh tantangan ini,” ujarnya saat Misa Pencanangan IYD 2012 di Gereja Katedral Jakarta.
Berakar, menurut uskup, menjadi simbol iman yang mempengaruhi kedalaman hidup orang muda. “Tugas utama Gereja sangat berat karena  kita diajak untuk  mewariskan, membekali, menginvestasi iman bagi orang muda agar hidupnya berakar dalam Kristus. Akar yang baik akan menghasilkan pohon yang subur dan buah yang melimpah. Untuk mencapai tujuan ini, menyadari tidak segampang yang saya katakan, karena banyak orang muda terbentuk dalam kondisi latar belakang keluarga berbeda-beda. Banyak orang muda yang hidupnya penuh dengan beban kemiskinan.
Menurutnya, banyak orang muda yang terjerat dalam budaya dan lingku-ngan yang tidak membebaskan mereka mengeskploitasikan jati dirinya. Banyak orang muda dengan pendidikan yang sangat terbatas, tidak mampu bersaing di jaman modern ini.
Banyak pula orang muda menyalahgunakan fasilitas media dan komunikasi untuk mencari sensasi yang merugikan. Banyak orang muda mencari pengakuan dalam tindakan-tindakan keke rasan, narkoba, alkohol yang semuanya mematikan masa depannya. Di sisi lain, banyak orang muda yang gampang diperalat untuk konsumsi politik dan ekonomi para elit bangsa.
“IYD bukan satu-satunya cara untuk mengatasi semua perma-salahan orang muda. Namun IYD diharapkan bisa turut mempenga-ruhi Orang Muda Katolik yang hadir untuk mengakarkan dan membangun hidupnya dalam Kristus. IYD bisa mempengaruhi semua pihak untuk membangun kepedulian bagi orang muda dengan permasalahannya,” tegas Uskup.
Menurut Uskup Saklil, orang muda membutuhkan kesempatan dan dukungan untuk mengata-si dirinya sendiri. “Saya percaya orang muda bisa menjawab kebutuhannya sendiri kalau diberi ruang dan kesempatan untuk itu.”
IYD, harap uskup, bukan semata-mata suatu kegiatan, tetapi suatu gerakan bersama dari apa yang sudah dimulai di tingkat paroki dan keuskupan, dan suatu gerakan untuk membekali orang muda dalam pergumulannya di setiap lingkungan kita berada. “IYD yang terbatas dalam jumlah peserta dan kapasitasnya, hendaknya menjadi suatu gerakan awal untuk menyadarkan kita semua  bahwa wajah Orang Muda Katolik adalah wajah Kristus dewasa ini, wajah Orang Muda Katolik adalah wajah Gereja sekarang ini,   wajah Orang Muda Katolik adalah wajah bangsa sekarang ini. Saya percaya Anda bisa, kamu bisa dan kita semua bisa mensukseskan Indonesia Youth Day 2012 di Sanggau,” harapnya.
Latar Belakang
Sebagaimana pernah dinyatakan Mgr. Soegijapranoto dengan slogannya yang terkenal ‘100% Katolik, 100% Indonesia’, Orang Muda Katolik (OMK) Indonesia tumbuh dan berkembang dalam ke-Katolik-an dan ke-Indonesia-an. OMK, justru karena imannya, tergerak untuk terlibat dalam kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan masyarakat Indonesia, terutama yang lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
Sikap itulah yang perlu terus-menerus diupayakan, baik secara pribadi maupun bersama, dalam segala jenjang. OMK Indonesia perlu bekerja sama dengan semua pihak yang berkehendak baik, untuk mewujudkan masyarakat yang semakin bermartabat, adil dan sejahtera.
Hingga kini, terbangunnya habitus baru demi terbentuknya keadaban publik masih perlu terus diperjuangkan. OMK Indonesia, sebagai bagian dari Gereja Katolik Indonesia, diharapkan mampu menjadi agen-agen transformasi nilai menuju keadaban publik. Jumlah OMK Indonesia yang meliputi 60% populasi warga Katolik Indonesia menuntut perhatian serius dari Gereja dan Pemerintah dari waktu ke waktu. Mereka diharapkan berperan makin besar bagi masa depan Gereja dan bangsa Indonesia.
Gereja sungguh memperhatikan bagaimana berkatekese bagi anak-anak dan orang muda. Gereja menyiapkan orang muda bagi kesanggupan-kesanggupan yang penting dalam kehidupan orang dewasa. Saatnya Injil disajikan kepada OMK, agar dimengerti dan diterima sebagai pemberi makna kahidupan. Tanpa Injil Kristus, sikap-sikap mental tertentu tak bisa dijelaskan secara mendalam kepada OMK, misalnya sikap lepas bebas, sikap keadilan, sikap menahan diri, komitmen, perdamaian, kepekaan terhadap Allah. Itu semua mesti hidup dalam diri Orang Muda Katolik yang membedakannya dari yang lain sebagai murid Kristus.
Pentingnya Pertemuan OMK Se-Indonesia
Satu bentuk perhatian Gereja terhadap OMK adalah penyelenggaraan acara berupa perjumpaan bagi OMK itu sendiri. Dalam perjumpaan tersebut, OMK dikondisikan untuk dapat melakukan sharing iman dan meneguhkan. Melalui sharing iman itu, OMK diharapkan dapat memperoleh inspirasi dan keberanian untuk menjalani ajar an Kristus dalam hidup mereka sehari-hari.
Di tingkat dunia, perjumpaan OMK dilaksanakan dalam bentuk “World Youth Day”, sedangkan di tingkat regional misalnya, dilaksanakan Asian Youth Day. Sejumlah keuskupan di Indonesia pun memandang penting perjumpaan OMK itu dan mengadakan acara Diocese Youth Day. Dalam sejumlah kesempatan perjumpaan itu, disadari bahwa pertemuan OMK di tingkat nasional belumlah ada.
Pertemuan OMK se-Indonesia memiliki arti penting. OMK merupakan kekuatan pendorong pada masa sekarang maupun masa datang bagi Gereja dan masyarakat yang memerlukan wawasan nasional. Pertemuan tersebut merupakan peluang untuk membuka perspektif OMK agar menjadi lebih luas daripada lingkup paroki dan keuskupan. Pertemuan itu pun diharapkan mempertebal solidaritas, jejaring dan kesatuan iman Katolik bagi OMK seluruh Indonesia.Dengan mempertimbangkan ciri-ciri dan kebutuhan OMK Indonesia yang khas dan begitu kompleks di zaman kini serta mutlak membutuhkan pendampingan iman, para Uskup Indonesia yang tergabung dalam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) saat sidangnya pada Oktober 2010, telah menyetujui diadakan acara bersama bagi Orang Muda Katolik Indonesia pada tingkat nasional, yang disebut Indonesian Youth Day (IYD) pada 2012. St. Antoro

sumber : http://dejims.wordpress.com/2012/03/08/pencanangan-indonesia-youth-day-2012-sanggau-wajah-orang-muda-katolik-wajah-gereja-dan-bangsa/

Leave a Reply